Jakarta - Sistem transaksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sempat mengalami gangguan ternyata berbuntut panjang. Investor masih tidak terima akibat masih adanya informasi yang seolah-oleh ditutupi pihak BEI.
Dalam surat yang ditujukan kepada BEI, seorang investor Bayu Wicaksono menyatakan kekecewaannya yang sangat mendalam atas kejadian tersebut.
"Bersama surat ini saya menyatakan kekecewaan yang sangat mendalam berkaitan dengan kejadian pada hari senin, 27 Agustus 2012. Di berbagai media, saya membaca dan melihat tidak adanya transparansi informasi dari manajemen dalam menghadapi resiko sebagaimana telah diatur oleh Undang-undangn No. 8 Tahun 1995 tentang pasar Modal," ungkap Bayu dalam suratnya yang dikutip detikFinance, Selasa (28/8/2012).
Bayu menerangkan,
sebagai investor di dua perusahaan yakni PT eTrading Securities, Tbk dan PT Kresna Graha Sekurindo Tbk ada beberapa hal patut menjadi perhatiannya.
Pertama, menurut Bayu berkaitan dengan penggunaan sistem baru, seharusnya ada pemberitahuan dan uji coba. "Terlebih, Bursa Efek Indonesia adalah perusahaan yang memiliki visi Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia. Belum lagi hal-hal lain yang terkait dengan penggadaan barang dalam sistem baru tersebut," kata Bayu.
Bayu menjelaskan, ada dua pengumuman yang dikeluarkan otoritas BEI kemarin. Pengumuman penundaan perdagangan hingga pukul 10.00 JATS ditandatangani dua Direktur BEI,yakni Samsul Hidayat dan Adikin Basirun. Adanya kendala sistem remote trading di BEI, sehingga perdagangan sesi pertama dimulai pukul 10.00.
Sebelumnya ada pengumuman pertama yang ditanda tangani Direktur Utama BEI, Ito Warsito, dan Direktur BEI, Samsul Hidayat. Pengumuman itu menyatakan peniadaan perdagangan di sesi pra pembukaan dikarenakan adanya kendala teknis sistem perdagangan di BEI.
"Secara jelas dan tegas, dua pengumuman diatas tidak tepat dan sesuai dengan kenyataannya, tanpa adanya permintaan maaf kepada publik/investor yang merasa dirugikan. Apalagi, gangguan sistem yang terjadi di Bursa Efek Indonesia, Senin (27/8/2012), bukan yang pertama kali pada tahun ini. Pada awal tahun 2012, gangguan teknis juga sempat terjadi di BEI. Sumber permasalahan tersebut ada pada koneksi Remote Trading dari beberapa Anggota Bursa (AB)," tulis Bayu.
Kedua, sebagai investor yang ingin jaminan keamanan dan kenyamanan dalam berinvestasi, Bayu mengatakan seharusnya Bursa Efek Indonesia memanfaatkan hari libur panjang, sebagai bagian uji coba agar gangguan yang berdampak secara nasional dan internasional tidak terjadi.
Sebagai investor, kami menganggap kejadian ini bukanlah gangguan, melainkan tidak profesionalnya manajemen Bursa Efek Indonesia dalam pengelolaan.
Ketiga, Bayu melanjutkan dalam laporan BEI akhir tahun 2011, tercantum:
"Ada cukup banyak hal yang patut dicatat dalam upaya pengembangan yang dilakukan BEI selama 2011. Di segi teknologi informasi, BEI melakukan revitalisasi trading floor dengan membangun Galeri BEI beserta sistem multimedia dengan dukungan teknologi terbaru. Selain, itu BEI juga telah meningkatkan kapasitas JATS-NextG hingga 5 (lima) kali lipat, pembangunan Data Warehouse dan menerapkan fitur Single Investor Identity (SID) dalam sistem JATS-NextG dalam rangka mendukung program Straight Through Processing (STP). Penerapan aplikasi-aplikasi berbasis informasi teknologi ini kami harapkan akan semakin meningkatkan kualitas layanan BEI untuk masa mendatang"
"Dengan adanya kejadian pada 27 Agustus 2012 sebagaimana yang disebut gangguan, maka sebagai investor kami menyesalkan hal tersebut," tutup Bayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar