Senin, 03 September 2012

Steroid Asma untuk Anak Bikin Tinggi Badan 4 Cm Lebih Pendek

Jakarta, Ada berbagai macam obat asma, namun untuk anak sebaiknya tidak terlalu sering diberikan yang mengandung steroid. Penelitian menunjukkan, anak yang mendapat obat asma golongan steroid tinggi badannya 4 cm lebih pendek waktu dewasa.

Hal itu dibuktikan dalam penelitian Prof Robert Strunk dari Washington University, yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine. Penelitian ini melibatkan 943 anak yang mengidap asma dengan rentang usia antara 5 hingga 12 tahun.

Para partisipan dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama mendapat obat asma golongan steroid yakni budesonide, kelompok kedua mendapat obat non-steroid yakni nedocromil sedangkan yang ketiga hanya mendapatkan plasebo atau obat palsu yang tidak ada isinya.

Meski ada yang mendapat obat kosong, dipastikan anak-anak tersebut tetap mendapat pengobatan yang dibutuhkan. Pasalnya para peneliti tetap memberikan obat lain untuk seluruh partisipan, yakni albuterol yang termasuk obat asma kerja cepat untuk serangan asma akut.


Beberapa tahun kemudian setelah para partisipan berusia 18-20 tahun, para peneliti kembali melakukan pengamatan. Hasilnya, tinggi badan anak-anak dari kelompok yang mendapat pengobatan asma golongan steroid memiliki tinggi badan rata-rata 3,8 cm lebih pendek dibanding yang lain.

Menurut para peneliti, perbedaan tinggi badan ini terjadi sejak 2 tahun pertama pemakaian obat semprot atau inhalasi golongan steroid. Perbedaan itu relatif tidak berubah di tahun-tahun berikutnya, sehingga anak-anak pada kelompok pertama tetap lebih pendek.

Namun para peneliti tidak melarang penggunaan steroid pada anak untuk mengobati asma, yang penting manfaatnya harus dipastikan lebih besar dibadning risikonya. Yang paling penting lagi, pertumbuhan anak terutama tinggi badan harus terus dipantau.

"Jika anak tidak tumbuh sebagaimana mestinya, maka mungkin dosis steroid yang diberikan harus dikurangi," kata Prof Struck yang akan mempresentasikan temuannya itu dalam pertemuan European Respiratory Society di Wina, seperti dikutip dari Healthday, Selasa (4/9/2012).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger